https://tribratanews.lampung.polri.go.id Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Polda Lampung Kombes Riyadi Nugroho dikenal mantan anak buah sebagai sosok polisi yang humble dan antisuap. Ia pun diusulkan sebagai salah satu penerima Hoegeng Awards 2023, penghargaan bagi polisi dengan integritas tinggi.
Dia disebut tak bisa disuap orang-orang yang menitipkan anggota keluarganya untuk masuk menjadi anggota Polri. Atas integritasnya itu, Riyadi diusulkan dalam Hoegeng Awards 2023 oleh eks ajudan dan eks ART Kombes Riyadi saat bertugas sebagai Karo SDM Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Brigpol Komang Atmaja dan Niko Sufmela.
Kombes Riyadi pernah menjadi Karo SDM Polda NTT, Karo SDM Polda Sulawesi Utara (Sulut) dan sejak awal 2023 ini dirinya dipercaya sebagai Karo SDM Polda Lampung. Selaku Karo SDM di tiga Polda itu, program Kombes Riyadi banyak berhubungan dengan proses rekrutmen anggota Polri baru.
Karena itu, Kombes Riyadi kerap dimintai tolong untuk meloloskan orang titipan agar masuk kepolisian dengan suap. Ratusan juta pernah ditawarkan ke Riyadi agar meloloskan seseorang. Tapi hal tersebut ia tolak.
Pengusul Kombes Riyadi, Komang, menilai Riyadi adalah pimpinan yang merangkul anggotanya hingga memperlakukan anak buah layaknya anak sendiri
"Bahkan anggota-anggota yang bermasalah didemosi-mutasi ke Polda NTT pun, beliau itu merangkul semua," ujarnya.
Menurut Komang, Riyadi kerap mengajak anggota yang bermasalah untuk berdiskusi dan memberikan masukan pada anggota yang bermasalah tersebut agar lebih baik. Di samping itu, Riyadi juga dikenal ramah dengan anggota dan bawahan sehingga bawahannya tidak merasa segan.
"Nggak ada batasan kalau sama beliau sebagai pimpinan, kita anggota pun di level bawah tidak terlalu takut untuk mau berkomunikasi atau mungkin sekadar bercanda itu juga orangnya asik, santai, humble sekali," ucapnya.
Komang pun bersaksi bahwa Kombes Riyadi kerap menolak suap dari orang-orang yang ingin menitipkan keluarganya agar bisa menjadi anggota Polri, baik dalam seleksi Akpol hingga Bintara. Sebagai ajudan selama 2019-2021, Komang menjadi jembatan antara Riyadi dengan pihak-pihak yang ingin bersilaturahmi.
"Beliau itu banyak diminta, ditemui oleh beberapa pihak, baik pihak internal maupun eksternal terkait dengan permasalahan rekrutmen yang notabene mereka mau menitip anak-anak mereka atau siapapun dengan diiming-imingi uang. Cuma yang saya tahu pribadi beliau, itu tidak pernah mau diukur dengan uang," ujarnya.
Tidak hanya itu, Riyadi juga tidak jarang membantu masyarakat. Saat bertugas di Polda NTT, Riyadi kerap blusukan ke polsek-polsek hingga polsek di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste di Kabupaten Belu, NTT.
"Kalau kunjungan ke daerah sempat mengunjungi ke polsek-polsek batas itu, beliau menyiapkan kayak bingkisan. Jadi kalau kita jalan ketemu anak-anak kecil atau orang lagi berjalan kaki untuk cari kayu api, kayak orang-orang mulung beliau selalu kasih santunan dengan bingkisan-bingkisan," ujarnya.
Komang ingat pesan dari Kombes Riyadi jika setiap kunjungan ke daerah-daerah pelosok agar selalu membawa bingkisan untuk dibagikan ke anggota hingga masyarakat. Hadiah-hadiah itu dibeli dengan uang dari kantong pribadinya.
Sementara itu, Niko yang menjadi ART di rumah jabatan Karo SDM Polda NTT menyebut Kombes Riyadi pribadi yang baik dan perhatian terhadap orang-orang sekitarnya, termasuk kepada dirinya.
"Kalau beliau sudah saya anggap orang tua juga, beliau sudah baik buat saya, terlalu baik. Jadi tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Beliau bantu saya waktu nikahan, terus mau lahiran anak dibantu," katanya.
Sikap integritas Kombes Riyadi juga diungkapkan oleh Niko. Dia pernah melihat Kombes Riyadi memarahi anggotanya yang main-main dalam proses rekrutmen anggota Polri di Polda NTT dan menindak para anggota tersebut.
"Beliau marah kepada panitia yang lain karena mereka menggelapkan data-data, itu dipanggil beliau terus diproses sudah. Soalnya beliau tidak mau kayak gitu," imbuhnya.
Hoegeng Awards adalah penghargaan yang diberikan Polri setiap tahunnya untuk para anggota Polri yang memiliki integritas tinggi. Nama Hoegeng sendiri diambil dari sosok Kapolri Hoegeng Iman Soetanto yang merupakan sosok pemimpin Polri dengan integritas sangat tinggi.